Seni Rupa
adalah cabang Seni yang membentuk karya
seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.
Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk,
volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni Rupa dibedakan ke dalam tiga
kategori, yaitu Seni Rupa murni, kriya, dan desain. Seni Rupa murni
mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi
pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan
kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan Seni Rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian Seni Rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts
Program Studi Seni Rupa murni merupakan
program studi dibidang Seni Rupa yang awalnya berangkat dari pemahaman
tradisi “Fine-Art”. Sebuah tradisi yang berkembang dari wacana Modernism
yang mempunyai struktur dan bentuknya sendiri, tidak bertujuan praktis
(guna keseharian). Suatu bahasa Seni Rupa yang berfungsi sebagai sarana
untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Lingkup pendidikan Program Studi
secara garis besa Seni Rupa Murni rnya memberikan kemampuan (metode)
berlatih dan belajar berpikir melalui (secara) Rupa dengan logika Rupa
yang menghubungkan kepekaan dan struktur, proses kreatif dan sistem
perancangan serta kaidah estetik dan teknologi, ditunjang dengan wacana
ilmu-ilmu sosial dan kebudayaan.
Kelompok Keahlian (Seni Rupa Visual Arts)
adalah kelompok keahlian yang melingkupi wilayah keilmuan dan keahlian
kesenimanan dan estetika Terapan dalam konteks W Seni Rupa ilayah
tersebut secara spesifik meliputi keahlian yang dibagi dalam sub KK,
yaitu:
- Seni Rupa Trimatra (Three dimensional art)
- Teknik dan material Seni
Sub KK Seni Rupa Dwimatra dan Trimatra
tersebut secara lebih khusus lagi tampak dalam pengelompokan idiom dan
medium y Seni Rupa aitu: seni lukis (painting), seni grafis
(printmaking), seni patung (sculpture), seni keramik (ceramic), seni
gambar (drawing), fotografi yang sudah cukup establish. Sedangkan
beberapa idiom dan medium yang saat ini mulai dikembangkan adalah seni
video (video art), instalasi (installation), seni lingkungan
(enviromental art), performance art.
Sedangkan sub KK Teknik dan material seni
adalah keahlian spesifik yang berkaitan dengan kebutuhan akan
pengembangan bahan dan peralatan bagi kepentingan aplikasi kesenimanan
dan estetika terapan. Wilayah ini menjadi penting karena dalam
artikulasi karya seni rupa kebutuhan akan teknik dan bahan sangatlah
terkait erat. Misalnya dalam keramik terdapat teknik-teknik
handbuilding, casting, dalam grafis terdapat teknik cetak dalam dan
cetak tinggi, dalam patung terdapat teknik cor logam, pahat, dalam lukis
terdapat teknik realis,impresionis, dan lain-lain. Sedangkan dalam
konteks material, untuk menyebut beberapa, terdapat material porselen,
bonechina dalam keramik, material kayu, logam dalam patung, material
kertas, tinta dalam grafis dan akrilik, cat minyak dalam lukis. Lebih
jauh lagi teknik dan material dalam seni rupa saat ini selalu mengalami
perkembangan dan penajaman. Sub KK ini diharapkan dapat mengakomodasi
kebutuhan akan riset yang terkait dengan kemungkinan-kemungkinan
pengolahan teknik dan material dan mengantisipasi perkembangan teknik
dan material dalam seni rupa
Mengenai estetika terapan adalah wilayah
yang lebih dekat dengan aspek pengabdian masyarakat. Keahlian-keahlian
di bidang keramik, grafis, lukis, dan patung, selama ini telah
diterapkan tidak hanya untuk karya individual sebagai seniman, melainkan
juga menyentuh wilayah aplikatif yang terkait dengan aspek guna
masyarakat. Misalnya beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah
pembuatan elemen estetik, monumen, pengembangan kerajinan keramik, kaca
patri, atau gambar untuk kreatifitas. KK seni rupa uga memiliki
kemungkinan startegis dalam continuing education sebagai satu bentuk
nyata pengabdian kepada masyarakat.
Pada dasarnya pengelompokan sub keahlian
dalam KK seni rupa adalah upaya untuk mensinergiskan fungsi KK sebagai
kelompok yang memiliki otoritas keilmuan dan keahlian dalam menjalankan
peran penelitian dan pengabdian masyarakat. Selain itu pertimbangan lain
adalah aspek manageable agar mudah dalam proyeksi ke depan serta
mengantisipasi kemungkinan lintas disiplin atau lintas KK.
Pengertian Ornamen Cakupannya.
Banyak para ahli berpendapat bahwa, perkataan ornamen berasal dari kata Ornare
(bahasa Latin) yang berarti menghiasi, dalam Ensiklopedia Indonesia,
ornamen dijelaskan sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang
lainnya; ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan
tangan ( perabot , pakaian, dsb) dan arsitektur.Ornamen merupakan
komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan
sebagai hiasan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit
menyangkut segi-segi keindahaan, misalnya untuk menambah keindaahan
suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam
ornamen sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud
tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup ( falsafah hidup )
dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-benda yang
diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai
harapan-harapan yang tertentu pula. Pada perkembangan-perkembangan
lebih lanjut, pemanfaatan ornamen di samping memiliki maksud-maksud
tertentu dan pada waktu yang lebih kekinian ( saat sekarang ) banyak
penekannya hanya sekedar sebagai penghias saja, dengan demikian ornamen
betul-betul merupakan komponen produk seni yang di tambahkan atau
sengaja di buat untuk tujuan sebagai hiasan semata. Dengan demikian
jelas bahwa tugas dan fungsi ornament adalah sebagai penghias suatu
objek, dan apabila ornamen tersebut di letakkan atau diterapkan pada
benda lain akan memiliki nilai tambah pada benda tersebut. Apakah akan
menambah indah, antik, angker, cantik, dan atau predikat yang lain lagi.
Tentunya dalam cakupan yang sesuai dengan bagaimana dan di mana suatu
ornamen harus di gunakan. Ternyata pengertiannya tidak semudah itu,
sebab dalam ornamen menyangkut masalah-masalah lain yang lebih kompleks
dan luas. Karena dalam hubungannya perlu diuraikan tentang motif, atau
tema maupun pola-pola yang di kenakan pada benda-benda seni, bangunan,
dan pada permukaan apa saja tanpa memandang kepentingannya bagi struktur
dan fungsinya.Selanjutnya apabila diteliti lebih mendalam dari
pembahasan di atas, cakupan ornamen menjadi sangat luas. Karena sesuatu
yang mempunyai tugas menghiasi serta menambah nilai dari benda yang
ditempatinya berarti disebut sebagai ornamen. Pengertian ini akan lebih
menyulitkan dalam memahami apabila ingin mengembangkannya, dan tidaklah
sepenuhnya pengertian ornamen tidaklah demikian, sebab ornamen memiliki
ciri, sifat dan karakter yang sangat khusus. Sehubungan dengan itu, coba
kita bandingkan persoalan-persoalan berikut ini dalam sebuah kelompok
ornamen, sebuah patung yang berdiri sendiri bisa berubah menjadi suatu
unit bila di letakkan di taman kota atau ditempatkan pada pintu-pintu
masuk gedung/bangunan. Begitu juga seandainya sebuah lukisan yang di
pasang pada dinding suatu ruangan/ruang tamu beserta mebel-mebelnya yang
begitu serasi, membuat suasana ruangan tersebut menjadi lebih menarik
dan indah. Dari uraian di atas jelas fungsi patung, lukisan serta
mebel-mebel adalah sebagai hiasan pada taman kota, ruang tamu, maupun
pintu gerbang, jadi dengan demikian patung, lukisan, patung dan mebel
tadi dapat diartikan sebagai ornamen dari taman Kota, ruang tamu maupun
pintu gerbang tersebut. Namun perlu di ketahui bahwa hal yang demikian
itu bukanlah yang di maksud dengan ornamen sesungguhnya, sebagai mana
yang saya maksudkan. Contoh lain, ada sebuah mebel yang di dalamnya
terdapat ukiran-ukiran yang melilit-lilit ke seluruh bagian mebel, atau
ukirannya hanya pada beberapa bagian saja. Dalam kasus ini mudah
dijelaskan kedudukan ukiran tadi, yaitu sebagai hiasan atau ornamen dari
mebel tersebut. Sejalan dengan itu, adalah sama persoalannya bila
gelang, kalung, liontin di anggap sebagai ornamen dari orang yang
memakainya, padahal di sisi lain benda-benda perhiasan tersebut juga
terdapat ornamen yang menghiasinya.Pengertian di atas agak cukup
menyulitkan dalam menarik kesimpulan yang memadai, terlebih lagi apabila
dikaitkan dengan penertian dekorasi. Sebab arti dari dekorasi juga
menghiasi, sekalipun demikian dapat di pahami bahwa pada umumnya
pengertian ornamen dengan dekorasi dalam banyak hal terdapat kesamaan,
namun tetap saja ada perbedaan-perbedaan yang signifikan, karena
dekorasi dalam banyak hal lebih menekankan pada penerapan-penerapan yang
bersifat khusus, misalnya dekorasi interior, dekorasi panggung. Dalam
menanggapi masalah itu, barangkali akan menjadi lebih terbuka pemikiran
kita apabila menyadari bahwa ornamen dapat menjadi elemen atau unsur
dekorasi, tetapi tidak untuk sebaliknya ( dekorasi sebagai unsur ornamen
). Oleh sebab itu pengertian ornament akan bergantung dari sudut mana
kita melihatnya, dan setiap orang bebas menarik kesimpulan menurut sudut
pandangnya.
Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis adalah salah
satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis
adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari drawing.
Seni lukis modern Indonesia dimulai
dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa
Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis
Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Awalnya pelukis Indonesia lebih
sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal
mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain karena harga alat
lukis modern yang sulit dicapai penduduk biasa.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda.
Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar
melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia
yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui
perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama.
Era revolusi di Indonesia membuat banyak
pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke
arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam
Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap
menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme
yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret
nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan menghadapi
penjajah.
Selain itu, alat lukis seperti cat dan
kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke
bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang
bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis
pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari
kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.
Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda,
namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut
masih dipegang hingga saat ini.
Perjalanan seni lukis kita sejak
perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih
terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum
mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan
modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan
munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan
tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif
semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan
lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan
bisnis alternatif investasi
Seni grafis
adalah cabang seni rupa yang proses
pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas.
Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya
yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak.
Tiap salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing,
di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan
diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan
matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga
atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi;
papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan
lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan
biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan.
Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di
masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi
nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
Seni Patung adalah cabang Seni rupa yang
hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara
memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting
(dengan cetakan).
Poster atau plakat adalah karya seni atau
desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas
berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau
permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat
mungkin. Karena itu Poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras
dan kuat.
Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula berupa salinan karya Seni terkenal.
Seni Keramik
adalah cabang seni rupa yang mengolah
material Keramik untuk membuat karya Seni dari yang bersifat tradisional
sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya Keramik
berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya.
Venus of Dolni Vestonice adalah karya Keramik tertua yang pernah ditemukan. Ceramics di Nove and Bassano
Keramik dari awal sangat populer dengan
fungsinya sebagai benda dekoratif. Hal ini bisa diketahui
daripeninggalan Republik Venisia pada tahun 400an. Dicatat pula bahwa
produksi massal dimulai pada abad 17 di Nove and Bassano del Grappa.
Ashura adalah perusahan terpenting di daerah tersebut
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an
mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah,
genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik
berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup
semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf,
1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil
dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku
keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin,
dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal,
komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik
juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara
umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik
membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan
konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu
keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum
mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya
Keragaman seni budaya bangsa Indonesia,
di antaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di
berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni
masing-masing. Eksistensinya menambah maraknya keindahan bumi pertiwi,
bak mozaik seni budaya di persada nusantara. Kehadiran aneka produk
kriya tradisional itu merupakan potensi yang membanggakan karena
didalamnya mengandung kompleksitas nilai dan kompetensi, sesuai tingkat
peradaban dan kehidupan insan pendukungnya sejak jaman prasejarah sampai
jaman modern. Sesuai jiwa jamannya, produk kriya tradisional Indonesia
mengandung muatan nilai-nilai sosial, politik, ekonomi, budaya,
spiritual, dan material yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk
mengetahui tingkat peradapan, kemajuan pola pikir, kesadaran, dan
kepekaan rasa seseorang, berikut tingkat peradaban dan tataran hidup
masyarakat pendukungnya.
Disadari, bahwa nilai-nilai yang di kandung produk Seni Kriya tradisional selalu mengalami perubahan dan perkembangan, mengalami kontinuitas dan dekontinuitas selaras dengan tuntutan perkembangan jaman, baik yang terjadi pada masa prasejarah, jaman purba, jaman madia, jaman modern, maupun pada era keterbukaan dan global. Ketika kehidupan manusia berada pada tataran hidup berpidah-pindah dengan kepercayaan animis dan dinamis, maka kehadiran Seni Kriya sangat bergayut dengan kondisi-kondisi kehidupan kala itu, demikian pula pada jaman purba, jaman madia, dan seterusnya.
Kehadiran Seni Kriya dapat dinyatakan sangat erat dengan peri kehidupan itu sendiri, Seni Kriya berasal dari masyarakat dan kembali untuk kepentingan mereka. Seni Kriya berada di tengah masyarakat sebagai cabang seni yang membumi dan merakyat. Hal ini bukanlah sejenis slogan semata, tetapi hal itu adalah suatu kenyataan. Seperti diketahui, hadir pada Seni Kriya semua jenjang kehidupan masyarakat, baik di kalangan ekonomi lemah, ekonomi menengah, maupun ekonomi kuat. Umumnya masyarakat memerlukan kehadiran Seni Kriya di dalam kehidupan mereka, terutama sebagai sarana hidup untuk mengangkat harkat dan martabatnya. p Seni Kriya ernah menjadi perangkat simbol status seseorang, Seni Kriya bisa menjadi produk industri yang memiliki nilai ekonomi, dan Seni Kriya juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan material maupun spiritual. Meningkatnya sarana hidup, membuka peluang berkembangnya Seni Kriya guna menjawab berbagai kepentinygan hidup, hal itu mempunyai pengaruh kuat terhadap eksistensi dan perkembangannya. Seni Kriya yang sangat lekat dengan kebutuhan hidup itu memiliki peluang dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi unit usaha produksi yang bersifat industrial, sekaligus menjadi komuditas yang handal di bidang perdagangan. Hal ini terbukti banyak cabang Seni Kriya yang setelah melalui pembinaan serius berhasil memenuhi tuntutan pasar dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pendukungnya, bahkan mendatangkan devisa negara.
Disadari, bahwa nilai-nilai yang di kandung produk Seni Kriya tradisional selalu mengalami perubahan dan perkembangan, mengalami kontinuitas dan dekontinuitas selaras dengan tuntutan perkembangan jaman, baik yang terjadi pada masa prasejarah, jaman purba, jaman madia, jaman modern, maupun pada era keterbukaan dan global. Ketika kehidupan manusia berada pada tataran hidup berpidah-pindah dengan kepercayaan animis dan dinamis, maka kehadiran Seni Kriya sangat bergayut dengan kondisi-kondisi kehidupan kala itu, demikian pula pada jaman purba, jaman madia, dan seterusnya.
Kehadiran Seni Kriya dapat dinyatakan sangat erat dengan peri kehidupan itu sendiri, Seni Kriya berasal dari masyarakat dan kembali untuk kepentingan mereka. Seni Kriya berada di tengah masyarakat sebagai cabang seni yang membumi dan merakyat. Hal ini bukanlah sejenis slogan semata, tetapi hal itu adalah suatu kenyataan. Seperti diketahui, hadir pada Seni Kriya semua jenjang kehidupan masyarakat, baik di kalangan ekonomi lemah, ekonomi menengah, maupun ekonomi kuat. Umumnya masyarakat memerlukan kehadiran Seni Kriya di dalam kehidupan mereka, terutama sebagai sarana hidup untuk mengangkat harkat dan martabatnya. p Seni Kriya ernah menjadi perangkat simbol status seseorang, Seni Kriya bisa menjadi produk industri yang memiliki nilai ekonomi, dan Seni Kriya juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan material maupun spiritual. Meningkatnya sarana hidup, membuka peluang berkembangnya Seni Kriya guna menjawab berbagai kepentinygan hidup, hal itu mempunyai pengaruh kuat terhadap eksistensi dan perkembangannya. Seni Kriya yang sangat lekat dengan kebutuhan hidup itu memiliki peluang dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi unit usaha produksi yang bersifat industrial, sekaligus menjadi komuditas yang handal di bidang perdagangan. Hal ini terbukti banyak cabang Seni Kriya yang setelah melalui pembinaan serius berhasil memenuhi tuntutan pasar dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pendukungnya, bahkan mendatangkan devisa negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar